Selasa, 11 September 2012

SEPTEMBER COLLECTION

woman
BLOUSE/ TOPS

 
Blouse Hijau Lengan Lonceng (Green Top with Bell sleeve)
IDR. 120.000
Available size M 





Blouse Kuning Ungu (Yellow Purple Top)
IDR 140.000
Available size M & LL



Blouse Blazer Biru Pink / Blue Pink Top Blazer Look Alike
IDR 110.000
Available Size M dan L





Blouse Pink Menyala/ Shocking Pink Top
IDR 120.000
Available size M dan LL



DRESS

Dress dengan kerah Pelaut/ Dress with sailor collar.
Panjang Dress/ length 95cm, Tinggi model/ Height 173cm
IDR 160.000
Available size L kecil



Dress biru balut/ Blue wrap dress
Panjang/ Length 85cm Tinggi Model/ Height 173cm
IDR 160.00
Available size M



BLAZER
Blazer Kuning/ Yellow blazer
Bisa dipakai sebagai blazer ataupun blouse/ atasan (Can be used as a blazer or blouses/tops)
IDR 110.000
Available size S-M





Blazer Bolak Balik/ Blazer Double Look
Blazer bisa dipakai bolak balik
IDR 150.000
Available size M



man
SHIRT



Kemeja Biru Ungu dengan aksen motif mega mendung/ Blue-purple shirt with mega mendung pattern accents
IDR 110.000
Available size M kecil


Kemeja biru oranye/ Blue orange shirt
IDR 110.000
Available size M kecil



To order, text to:
Denta  : 08560102499
Dwika : 081229637673




Senin, 03 September 2012

Makna Dibalik Motif Batik ~ The Meaning Behind Batik Pattern

Sekar Jagad
 
Sekar=bunga, Jagad= dunia,
Ornamen motif ini berupa aneka bunga dan tanaman yang tumbuh di seluruh dunia, tersusun di dalam bentuk-bentuk elips.
Sekar jagad melambangkan luapan kegembiraan hati serta kebahagiaan. Oleh karena itu pada berbagai kesempatan acara keluarga, sering dipakai, misal pada pertunangan, wisuda, syukuran, dll.
Pada acara ijab kabul dipakai orang tua pengantin putri. Melambangkan kegembiraan hati orang tua karena putrinya telah mendapatkan jodoh.

Sekar = flower, Jagad = universe, ornaments that form of various motifs of these flowers and plants that grow around the world, arrayed in the shape of an ellipse. Sekar jagad representing the exhilaration and happiness. Therefore on various occasions family event, is often used, for example on engagement, graduation, Thanksgiving, etc. In the event of ijab kabul (Marriage Vow) used by parents of the bride. Symbolizes the joy of heart because their daughter finally find her soulmate.

PARANG: simbol ketajaman berpikir, keberanian, kepemimpinan
(Parang: A symbol of the sharpness of thought, courage, leadership) 

Motif parang termasuk ragam hias larangan, artinya hanya raja dan kerabatnya diijinkan memakai. Besar kecilnya motif parang juga menyimbolkan status sosial pemakainya di dalam lingkungan kerajaan. Parang Barong, merupakan parang paling besar, diatas 20 cm ukuran besarnya garis putih
Misal, para bupati hanya diperkenankan memakai parang ukuran 4 cm. Sedangkan raja, permaisuri, putra mahkota bebas memakai ukuran berapa pun. Para putra putri permaisuri diijinkan memakai ukuran 10 cm, sedangkan para selir raja dibawah ukuran tersebut (8 cm). Motif  ini sangat baik dikenakan ksatria karena menyimbolkan usahanya dalam mempertahankan negara dari ancaman musuh. Parang pantang dipakai mempelai ketika prosesi panggih. Konon, rumah tangga mereka akan terus dilanda pertengkaran.

Variety of ornamental motifs including a ban on machetes, meaning that only the King and his kind were allowed to wear. The parang motifs also symbolises the social status of the wearer in the Kingdom. Parang Barong, is the greatest, above 20 cm size large white line i.e., the Regent is only allowed to wear size 4 cm parang while the King, Queen, Crown Prince free to wear any size. The son of Princess consort permitted wear size 10 cm, while the King's consort under the size (8 cm). This Motif is very good to wear by knights because it symbolises his charged in defending the country from the threat of the enemy. Parang should not be worn by bride in the panggih procession. Supposedly, their household will continue to be beset by bickering.

dikutip dari Ulen Sentalu - Museum Batik

Minggu, 02 September 2012

Batik


Batik adalah kain yang secara tradisional dibuat menggunakan teknik pewarnaan, pemberian malam(lilin) pada kain dan pelepasan lilin dari kain (wax-resist dyeing).
Batik tradisional Jawa, terutama dari kota Yogyakarta dan Surakarta, mempunyai arti penting yang berakar dari konseptualisasi Jawa akan alam semesta. Warna tradisional batik termasuk nila, cokelat gelap, dan putih, yang mewakili tiga dewa-dewa Hindu utama (Brahmā, Vishnu, and Śiva). Warna batik juga terkait dengan fakta bahwa pewarna alami umumnya tersedia dalam nila dan coklat.
Keunikan batik secara tradisional adalah motif batik tertentu hanya bisa dipakai oleh bangsawan, misal: garis-garis yang lebih luas atau bergelombang garis lebar yang lebih besar ditunjukkan peringkat lebih tinggi. Oleh karena itu, selama upacara adat Jawa motif batik dapat menentukan keturunan Kerajaan seseorang atau status sosial hanya dengan kain yang dikenakan.
Daerah lain di Indonesia memiliki pola-pola unik mereka sendiri yang biasanya mengambil tema dari kehidupan sehari-hari, menggabungkan pola seperti bunga, alam, hewan, cerita rakyat, atau orang-orang. Warna batik pesisir, terutama dari kota-kota pantai utara Jawa biasanya cerah dan menyerap pengaruh dari budaya Jawa, Arab, Cina, dan Belanda.
UNESCO menetapkan batik Indonesia sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009. Sebagai bagian dari pengakuan UNESCO  bahwa Indonesia melestarikan warisan mereka.